May 29

Gangguan Kesehatan Mental Remaja Indonesia

0  comments

Sebanyak 2,4 juta jiwa remaja Indonesia terdiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini jadi concern yang cukup penting untuk lebih diperhatikan.

Data ini dikutip dari The Conversation ID. Merujuk pada artikel tersebut, terdapat 1 dari 20 orang remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental. Dengan presentase 3,7% paling banyak mengalami anxiety disorder, pada usia 10-17 tahun.

Selain anxiety, adapun depresi mayor menjadi urutan tertinggi kedua, dengan presentase 1% remaja Indonesia mengalaminya. Adanya presentase ini sedikit banyak cukup mengkhawatirkan ya, karena 20% penduduk Indonesia berusia 10-20 tahun. Jika hampir seperempatnya mengalami gangguan mental, maka hal ini perlu jadi perhatian lebih. Tidak hanya dari lingkungan sekitar remaja, tetapi  juga dari pemerintahan yang turut serta membantu proses pengurangan angka remaja dengan gangguan mental. 

Gangguan kesehatan mental yang dialami remaja Indonesia saat ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Penelitian yang dilakukan oleh I-NAMHS bersama UGM menyatakan bahwa, faktor risiko remaja mengalami gangguan kesehatan mental diantaranya adalah perundungan teman sebaya, hubungan dengan keluarga, dan kurangnya kemampuan manajemen emosi yang baik.

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental

Penelitian dari WHO menyatakan bahwa, 75% gangguan mental terjadi pada usia dibawah 24 tahun. Artinya proses peralihan remaja menuju dewasa, sedikit banyak membentuk gangguan kesehatan mental pada remaja. 

WHO juga menegaskan, proses peralihan ini menjadi masa krusial pada remaja dalam hubungan sosio-emosional individu dengan lingkungannya. 

Dilansir dari laman New Port Academy, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan remaja mengalami gangguan mental, diantaranya:

  1. Korelasi antara screen-time penggunaan gadget dengan gangguan mental sangat jelas. Penggunaan gadget secara berlebihan dalam satu hari membuat remaja kehilangan waktu dengan dunia nyata.
  2. Social media, membuat remaja lebih mudah membandingkan dirinya dengan orang lain. Remaja jadi mudah cemas dan depresi ketika melihat kehidupan orang lain yang lebih baik darinya. 
  3. Tekanan akademis dari orang-orang disekitarnya, termasuk orang tua. 

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen emosi sangat penting dikuasai remaja. Sehingga ketika remaja tidak memiliki kemampuan manajemen emosional yang baik, akan mudah baginya mengalami gangguan kesehatan mental.

Manajemen Emosi

Manajemen emosi atau yang secara sederhana bisa diartikan sebagai bentuk individu dalam memahami, menerima, mengontrol, dan mengekspresikan emosinya. Manajemen emosi ini bukan hanya cara individu dalam mengendalikan emosinya saja, tapi bagaimanan individu sadar dengan emosi yang dimilikinya.

Memiliki kemampuan manajemen emosi yang baik akan membantu remaja lebih terbiasa dalam menghadapi tekanan dari luar. Bahkan, manajemen emosi yang baik membantu individu memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi dibanding dengan individu yang tidak mampu mengelola emosinya.

Manajemen emosi yang baik ini mencakup self-awareness, self-regulation, motivasi, dan keterampilan sosial. Manajemen emosi yang dimiliki individu juga sebagai bentuk keterampilan yang dapat dipelajari. Artinya, semakin sering individu melatih pengelolaan emosinya, maka semakin baik konsep manajemen emosi yang dimilikinya.

Cara Manajemen Emosi

Setelah memahami betapa pentingnya kemampuan manajemen emosi, maka kita perlu tahu dong apa saja yang bisa kita lakukan untuk me-manage emosi kita…

  1. Awareness

Penting sekali untuk Anda memahami jenis emosi yang berbeda. Mengenali emosi yang tidak tepat dan emosi positif adalah langkah awal yang bisa Anda mulai.

Emosi yang tidak tepat merujuk pada perasaan-perasaan yang membuat Anda ingin marah, menangis karena sedih, berteriak, dan berperilaku agresif. Sedangkan emosi positif merujuk pada perasaan-perasaan yang cenderung diterima. Seperti bahagia, tertawa, percaya diri, dan menangis bahagia.

Sudahkah Anda sejauh ini memahami emosi Anda sendiri?

2. Acceptance

Langkah berikutnya jika Anda sudah memahami setiap emosi yang hadir, penting berikutnya untuk Anda adalah menerima setiap emosi yang hadir. Apapun bentuk emosinya, penting untuk Anda menerima dengan baik apapun wujudnya.

Jika Anda merasa sedih dan kecewa, menangis bisa jadi salah satu bentu menerima emosi dengan baik. Atau jika Anda merasa sedang bahagia, maka wajar jika seharian Anda selalu tersenyum penuh kebahagiaan.

3. Adapt & Adjust

Bersikap mindful dapat membantu Anda memiliki manajemen emosi yang baik, loh. Melalui proses mindfull Anda akan berfokus pada kebutuhan yang perlu diselesaikan. Sehingga Anda akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan emosi Anda kepada orang lain.

Ternyata manajemen emosi sangat membantu dalam mencegah meningkatnya angka gangguan mental yang terjadi pada remaja ya. Selain membantu mencegah angka yang terus meningkat, manajemen emosi mampu meningkatkan energi positif dalam diri Anda loh. Hal ini berkaitan dengan proses pengelolaan emosi dan manage emosi sebaik mungkin.

Yuk, mulai sekarang lebih aware dengan perasaan Anda dan anak-anak Anda. Bantu mereka keluar dari perasaan-perasaan yang tidak diinginkan.

Baca Juga : 3 Jurusan yang Cocok Untuk Si-Introvert dan Ekstrovert

Referensi :

A Guide to Teen Mental Disorders; https://www.newportacademy.com/resources/mental-health/teen-mental-disorders/

Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja; https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/

Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental; https://www.ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental

Riset: sebanyak 2,45 juta remaja di Indonesia tergolong sebagai Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ); https://theconversation.com/riset-sebanyak-2-45-juta-remaja-di-indonesia-tergolong-sebagai-orang-dengan-gangguan-jiwa-odgj-191960 


Tags


You may also like

Memahami Remaja Ketika Jatuh Cinta

Memahami Remaja Ketika Jatuh Cinta
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

Subscribe to our newsletter now!